INILAH.COM, Lebak - Pakaian bordir produksi kerajinan Tasikmalaya, menembus pasar Timur Tengah dengan permintaan konsumen di negara itu cukup tinggi.
"Saat ini produk bordil Tasikmalaya bisa merebut pasar Timur Tengah karena kualitasnya lebih unggul dibandingkan dengan negara China," kata Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perindag Kota Tasikmalaya Hadian pada pameran "Pasar Rakyat dan Hari Koperasi" ke-66 di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Sabtu.
Ia mengatakan, saat ini permintaan pakaian bordil, mukena, dan busana muslim produksi kerajinan Tasikmalaya cukup tinggi untuk pasar Timur Tengah, seperti Mesir, Bahrain, Kuwait, Arab Saudi, dan Oman.
Pengusaha ekspor dari Indonesia yang menjual produk kerajinan Tasikmalaya ke negara jazirah Arab itu mencapai ribuan kodi per bulan.
Selain itu, kerajinan anyaman bambu, kayu, sandal keulom, batik, dan payung geulis menembus pasar Eropa dan Amerika.
"Saya kira produksi kerajinan Tasikmalaya sudah mampu ekspor ke luar negeri," katanya.
Menurut dia, industri kreatif juga industri rumah tangga di Tasikmalaya sudah menjamur sejak puluhan tahun karena Tasikmalaya tidak memiliki sumber daya alam (SDA) yang menjadikan unggulan daerah.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah daerah mendorong masyarakat menggeluti industri kreatif guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Saat ini, jumlah usaha kecil dan menengah (UKM) yang tergabung dalam lembaga koperasi tercatat 900 unit, sedangkan koperasi yang tidak tercatat 1.100 unit.
"Dari 900 unit koperasi itu diperkirakan dana yang bergulir sekitar tiga triliun rupiah," ujarnya.
Pihaknya hingga saat ini menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Lebak di bidang produk kerajinan guna mendukung klaster-klater ekonomi masyarakat.
"Kami juga memberikan pelatihan dan pembinaan terhadap perajin Lebak untuk meningkatkan ketrampilan kerajinan bordil dan bambu anyaman," katanya.[ito]
